Tugas Ilmu Sosial Dasar 3 : Kebudayaan Daerah


    Pada tugas ketiga Ilmu Sosial Dasar ini saya akan membahas salah satu kebudayaan dari daerah asal saya, yaitu daerah Surabaya yang berada di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

    Kebudayaan yang ingin saya bahas adalah salah satu tradisi masyarakat Surabaya ketika mendapatkan rezeki dari Tuhan Yang Maha Esa, biasanya para warga akan membawa makanan buatan mereka masing-masing lalu berkumpul untuk membagikan makanan-makanan tersebtu kepada para warga yang berada di daerah tersebut.

Mengenal Sedekah Bumi Lebih dekat


    Sedekah bumi merupakan upacara adat atau tradisi orang jawa pada umumnya yang diadakan setiap tahun. Acara tersebut dilaksanakan pada awal bulan sura/muharam yang bertujuan untuk mengungkapkan ras syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang dirasakan melalui hasil bumi.

    Hasil bumi yang dimaksud ialah seperti buah-buahan,palawijaya serta hasil panen lainnya. Dan juga banyak makanan lainnya yang biasanya disusun seperti segitiga yang menjulang keatas.

    Upacara Adat ini biasanya dilaksanan di halaman balai desa atau masjid, biasanya para masyarakat daerah ttersebut akan membawa tumpeng berisi berbagai macam hasil bumi yang kemudian akan dibagikan ke para pengunjung yang datang, lalu setelah itu para perangkat desa biasanya akan mengadakan tasyakuran lalu dilanjut dengan pengajian.


Sejarah Sedekah Bumi


    Sedekah bumi merupakan suatu ritual budaya peninggalan nenek moyang sejak ratusan tahun yang lalu. Adapun asal-usul sedekah bumi bermula pada masa Hindu yang mana ritual tersebut dinamakan sesaji bumi. Lalu pada masa Islam, terutama masa Walisongo ritual budaya sesaji bumi tidak dihilangkan tetapi dipakai sebagai sarana untuk melestarikan dan mensyiarkan agama Islam dengan merubah sistem yang dulunya untuk alam diubah namanya menjadi sedekah bumi yang diberikan kepada manusia.

    Sedekah bumi biasanya dilakukan oleh orang Jawa yang berprofesi sebagai petani yang menggantungkan kehidupannya dari kekayaan alam yang ada di bumi. Pada masyarakat Jawa terutama petani, tradisi ritual sedekah bumi sudah menjadi rutinitas yang dilaksanakan setiap tahun.

    Dan biasanya Sedekah Bumi ini adalah ajang untuk saling mengeratkan tali silaturahmi antar warga serta diharapkan agar dapat mempererat kerukunan antar warga sekitar.

Pelaksanaan Sedekah Bumi


    Era milenium, tradisi sedekah bumi masih eksis berkembang terutama di pedesaan. Masyarakat yang hidup dalam tatanan tradisional (di pedesaan) secara aktif menjadi pendukung perkembangan tradisi-tradisi di masyarakat. Seiring dengan perkembangan jaman, pelaksanaan tradisi sedekah bumi mengalami pengembangan. Ritual tersebut diawali membuat nasi lengkap dengan lauk pauknya (tumpeng). Kemudian berkumpul di rumah sesepuh desa atau berkumpul di suatu tempat yang telah disepakati bersama.
    
    Hal yang menarik dalam serangkaian ritual sedekah bumi ini adalah adanya serentetan acara. Misalnya diadakan lomba-lomba, layaknya peringatan kemerdekaan, karnaval budaya antar RT atau antar desa, dimana biasanya menampilkan kreativitas masing-masing. Demi memeriahkan tradisi tersebut, banyak warga yang rela iuran untuk mendatangkan tim kesenian tradisional dari luar yang biasa disebut dengan “nanggap”. Seperti ketoprak, wayang kulit, dan sebagainya.

    Peserta didik yang bersekolah di sekitar wilayah pedesaan merupakan salah satu pendukung tradisi sedekah bumi dalam pengembangan budaya lokal. Banyak diantara peserta didik yang berperan aktif. Misal ikut terlibat langsung dalam pementasan seni tari maupun pementasan kethoprak.

Melestarikan Sedekah Bumi


    Tentu saja setiap kebudayaan harus selalu dilanjutkan di tiap generasi, agar kebudayaan tersebut tidak hilang ditelan oleh zaman. Para penerus generasi terutama para remaja diharapkan bisa ikut melestarikan kebudayaan yang sudah ada dari zaman dahulu dan salah satu kebudayaan itu ialah Upacara Adat Sedekah Bumi.
    
    Alhamdulilah para pemuda biasanya sangat gembira dan senang untuk menyambut Upacara Adat ini, bisa dilihat dari banyaknya remaja yang ikut meramaikan dan berpartisipasi dalam Sedeakah Bumi ini, jadi tidak hanya para petani dan orangtua saja yang ikut berpartisipasi, tetapi para remaja bahkan anak kecil pun ikut berpartisipasi.
    
    Jadi kekhawatiran akan bagaimana nanti Upacara Adat ini akan diteruskan akan menghilang karena sudah terlihat harapan bahwa para penerus bangsa akan tetap melaksanakan serta melestarikan upacara adat ini.

Kesimpulan

    Kebudayaan dari zaman nenek moyang kita tidak serta merta hanya untuk dilupakan dan dijadikan sejarah, tetapi kita sebagai penerus bangsa harus ikut serta dalam mengembangkan serta melestarikan kebudayaan itu, agar kebudayaan itu tidak hilang tertelan bumi atau bahkan diklaim oleh negara atau bangsa lain, supaya bangsa kita ini masih memiliki ciri khas serta identitas.

    Salah satu kebudayaan itu ialah Upacara Adat Sedekah Bumi, yang telah ada dari zaman masuknya Hindu ke Indonesia, bahkan para Walisongo pun tidak menghilangkan upacara adat tersebut, karna upacara adat ini merupakan salah satu identitas dari bangsa Indonesia, serta dari upacara adat ini diharapkan bisa menjaga tali silaturahmi serta kerukunan antar warga.

    Yang terakhir, kita boleh mengikuti perkembangan zaman, kita boleh mengikuti arus globalisasi, tetapi kita tidak boleh melupakan apa itu ciri khas dan identitas Bangsa kita, kita tidak boleh lupa dan meninggalkan kebudayaan kita begitu saja, maka dari itu kita sebagai penerus bangsa harus selalu mengembangkan kebudayaan yang ada agar ciri khas dan identitas bangsa kita tetap terjaga sampai ke generasi selanjutnya.














Comments